Sesungguhnyasecinta-cinta pada sesama manusia, suatu saat cinta tersebut akan di ambil Allah kembali. Karena itu aku tak ingin melibihi kodrat yang sudah ditetapkan untuk mencintaimu, Ku mencintaimu namun tidak ingin ku jadikan dirimu sebagai penghambatku dalam mencintai allah, dan sebaliknya akupun tak ingin mnjdi penghambat bagimu untuk bersujud
Apa hubungan suara hati dengan Allah apa konsekuensinya - Apa Suara Hati Itu PDF Biasanya, hati nurani akan menyuruh kalau perbuatan itu baik Ketaatan kepada suara hati atau ketaatan kepada Allah itu perlu Biasanya, hati nurani akan menyuruh kalau perbuatan itu baik Hubungan suara hati dengan allah dan konsekuensinya Tulung… saya . yg jwb saya like + Follow no fake - hubungan suara hati dengan allah dan konsekuensinya - Hati nurani dapat berperanan sebelum suatu tindakan dibuat Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan untuk menghindari apa yang jahat Martabatnya ialah mematuhi hukum itu, Tugas ! 4.apa itu suara hati?Bagaimana cara kerja suara hati?apa hubungan suara hati dengan - Jawaban Cepat Apa Fungsi Suara Hati Berkaitan Dengan Persoalan Dalam Masyarakat? - Hotel di Indonesia Rekreasi organisasi Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1 Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1 Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1 K10 bs katolik_sma kelas x kurikulum Tugas presentasi agamagereja K10 bs katolik_sma kelas x kurikulum LKPD Agama Katolik worksheet Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1 Menghayati Peran Suara Hati dalam Kehidupan Sehari-hari Baca dan renungkanlah bacaan berikut ini dalam suasana hening Suara hati adalah tempat dimana Allah membisikkan apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Menjalin Hubungan “LDR” dan Konsekuensinya Halaman 1 - ANALISIS PERAN HATI NURANI DALAM SURAT-SURAT PAULUS DAN ETIKA KRISTEN Permasalahan Seputar Surat Yunus Ayat 44 Republika Online Mengucapkan Talak Karena Emosi atau Canda, Ini konsekuensi Hukumnya Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan t…
Gaudiumet Spes, artikel 1. “Di lubuk hati nuraninya, manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, melainkan harus ditaati. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu, suara itu menggemakan.
PENDAHULUAN “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” Roma 814,16 Pada zaman ini, begitu banyak orang yang mengatakan dipimpin oleh Roh Kudus, tetapi tidak pernah mengerti artinya memikul salib bagi Tuhan. Rekan saya, Pdt. Stephen Chiu, memberikan satu kesaksian yang indah tentang seorang pendeta yang karena jelas akan pimpinan Roh Kudus, pergi ke pulau Hainan dan memberitakan Injil di sana. Tetapi pemerintah Komunis sangat tidak menyenanginya dan menganiaya dia. Pada saat demikian, ia tidak berhenti melayani, sekalipun banyak orang Kristen yang ketakutan sehingga akhirnya mengalah dan dengan genderang berjalan di jalanan sambil berseru, “Binasalah Kekristenan…jayalah Komunisme, Yesus tidak ada…” Pendeta ini tetap melihat Alkitab tidak pernah memperbolehkan orang Kristen berbuat demikian, maka ia tetap menolak. Akibatnya ia dipenjarakan selama 15 tahun. Ketika ia dipenjarakan, Ia tidak menggerutu kepada Tuhan, mengapa ketika menjalankan kehendak Tuhan ia mengalami hal sedemikian. Ia tetap giat melayani di dalam penjara, sehingga banyak orang yang mengenal Tuhan di dalam penjara itu. Sekeluar dari penjara ia semakin giat melayani Tuhan. Inilah orang yang betul-betul mengerti pimpinan Roh Kudus. Ketika orang Kristen menjalanklan kehendak Tuhan, di mana pun ia ditempatkan, ada orang di ditu. Di penjara ada orang, di padang belantara pun ada orang. Di mana pun kita berada, kita dapat melayani orang. Tema ini merupakan tema yang unik dan merupakan lanjutan dari tema-tema sebelumnya. Tetapi dari tema ini, kita akan memberikan perhatian yang lebih kepada hal yang kedua, yaitu “suara hati nurani”. Siapakah orang Kristen? Orang Kristen adalah satu-satunya golongan manusia yang diberi Roh Kudus, untuk mendampingi dan berdiam diri di dalam dirinya selama-lamanya. Maka kemudian Roh Kudus dan roh kita akan bersaksi bersama-sama bahwa kita adalah anak-anak Allah. Betapa indahnya! Lalu, bagaimana kita membedakan orang yang di dalamnya ada Roh Kudus dengan yang tidak? Mungkinkah orang yang tidak memiliki Roh Kudus menjadi lebih suci dibanding dengan orang yang memiliki Roh Kudus? Seharusnya tentu tidak. Mungkinkah orang yang tidak memiliki Roh Kudus lebih bijaksana dari orang yang memiliki Roh Kudus? Seharusnya tidak. Tetapi justru kita melihat gejala yang aneh, di mana pendeta-pendeta yang seringkali berkhotbah tentang Roh Kudus, justru hidupnya tidak kudus, keuangannya tidak beres, kehidupan seksualnya tidak keruan dan penuh dengan skandal. Berarti ada sesuatu yang salah. Kita melihat ada banyak yang perlu dikoreksi dan dibereskan. Bagaimanakah kita dapat mempertanggung-jawabkan hal-hal seperti itu? Orang yang bukan Kristen adalah orang yang tidak didampingi oleh Roh Kudus, dan kadang-kadang diganggu oleh roh Setan. Orang Kristen mungkin rohnya diganggu oleh roh Setan, tetapi Roh Kudus akan mendampingi dan memberi kekuatan kepadanya. Maka orang Kristen seharusnya memiliki kesukaan yang penuh dengan kesadaran bahwa Roh Kudus diberikan dan dimeteraikan di dalam hati mereka. Roh ini akan bersaksi bersama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah, sehingga memberikan kekuatan untuk melawan godaan, kutukan dan tuduhan roh Setan. Manusia adalah satu-satunya golongan manusia yang diberi Roh Kudus, di mana Roh Kudus berdiam di dalam manusia yang juga memiliki roh. Roh manusia ini memiliki fungsi, yaitu moralitas, sehingga di sini hati nurani merupakan suara dari roh, bukan roh Allah, tetapi suara dari roh yang dicipta oleh Allah. Ini sebabnya, kita perlu menyelesaikan beberapa pengertian yang penting mengenai hati nurani ini. Untuk itu, kita harus memikirkan, apakah faedah, keuntungan dan apakah saya dapat dianggap sebagai orang yang memiliki Roh Kudus? Di dalam Alkitab ada dua orang, yaitu 1 Yusuf; dan 2 Daniel. Mereka berdua dipenuhi oleh Roh dari Tuhan Allah. Dan oranmg kafir melihat mereka berbeda dari orang lain secara umum. Perbedaannya adalah a mereka memiliki bijhaksana yang luar biasa, juga b mereka bekerja dengan sangat setia, teliti, dan c kehidupan mereka sangat beres dan suci. Ketiga ciri ini menjadikan orang luar langsung dapat menilai bahwa ada Roh Allah di dalam dia. Demikian pula orang-orang menilai Daniel. Kalau ia pergi ke kantor, maka pekerjaannya, kesetiaannya, ketelitiannya sangat akurat dan teratur. Hal ini membuat orang hormat padanya. Juga cara dia mengerti sesuatu dan menjawab sesuatu. Jawabannya selalu penuh kebijaksanaan. Maka tentulah hal itu dari Tuhan. Ditambah lagi, kehidupannya suci dan tidak berkompromi. Ketikla isteri Potifar kesepian, dan melihat ada “manager” suaminya yang muda dan ganteng, maka ia mulai merayu Yusuf. Berhati-hatilah para isteri, ketika ditinggal pergi oleh suami janganlah melirik kiri kanan. Demikian juga para pegawai, jangan mau dirayu oleh isteri boss, tetapi usirlah dia seperti mengusir setan! Tidak peduli setelah itu Saudara akan dipecat atau dikucilkan. Ketika Yusuf dirayu, ia tidak melihat itu sebagai “kesempatan emas” untuk berkolusi dengan istri boss, atau mendapatkan kemungkinan promosi jabatan; tetapi sebagai seorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus, ia mengatakan “Bolehkah saya berbuat dosa yang besar ini dan berbuat salah di hadapan Tuhanku?” Catatan ini merupakan catatan Alkitab yang memiliki standard moral yang paling tinggi di dalam Perjanjian Lama, sebelum Taurat diberikan. Siapakah Yusuf? Di zaman Yusuf belum ada Hukum Taurat, belum pernah ia mengikuti kebaktian setiap minggu, dan ia tidak memiliki kesempatan seperti Saudara, di mana Saudara dapat senantiasa mendengar khotbah dan diajar dengan firman Tuhan. Ia hanya mengetahui takut kepada Allah. Sebelum ada Taurat, sebelum ada aturan-aturan Taurat, sudah ada seorang anak muda yang mengerti bahwa berdosa bukanlah kepada pimpinan atau kepada suami yang isterinya menyeleweng itu, bukan juga berdosa kepada diri sendiri atau keluarga, tetapi berdosa kepada Allah. Konsep ini begitu jelas dalam diri Yusuf. Dengan tegas ia mengatakan “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” Kejadian 399. Ketika Saudara menendang orang, lalu minta maaf kepada dia, sebenarnya Saudara sedang bersalah bukan hanya kepada dia, tetapi kepada Allah, karena orang itu dicipta oleh Allah dan adalah milik Allah. Dan Yusuf juga jelas bahwa tidur dengan perempuan yang bukan isterinya secara sah adalah kejahatan yang besar! Sekarang ini, berapa banyak orang yang sudah pergi mencari pelacur masih berani menjadi majelis; berapa banyak orang yang sambil berzinah berani berkhotbah, bahkan menjadi pendeta. Itu berarti, apa yang mereka katakan sebagai “Roh Kudus” adalah kata yang sia-sia. Di mana sungguh-sungguh ada Roh Kudus, di situ terdapat kekudusan, karena Roh Kudus adalah Roh bijaksana, Roh yang memberikan tanggung jawab, dan Roh yang memberikan kesucian dan mendorong kita untuk hidup kudus. Ada orang yang mengatakan Stephen Tong tidak mempunyai Roh Kudus karena tidak dapat berglosolalia, tidak dapat membuat orang terjatuh atau tertawa, atau karena doanya tidak gemetar. Itu semua teori buatan manusia. Sekarang sudah waktunya teori-teori demikian harus kita buang, karena doktrin-doktrin semacam itu tidak berdasarkan Alkitab. Gejala seperti ini dimulai sekitar 30 tahun yang lalu. Mereka mengatakan bahwa gereja jangan terlalu mengajarkan doktrin, tetapi tidak ada pengalaman. Tetapi justru karena doktrinnya tidak beres, semua pengalaman itu harus dibuang. Kita harus kembali kepada doktrin yang benar. Yusuf dan Daniel adalah orang-orang yang dipenuhi oleh Roh Allah. Hal itu menyebabkan mereka berul-betul bertanggung jawab. Apa yang dikatakan dilaksanakan. Mereka tidak sembarangan berkata lalu pelaksanaannya kacau luar biasa. Berani berjanji lalu tidak menepati. Orang yang memiliki Roh Kudus tidak demikian. Orang yang memiliki Roh Kudus adalah orang yang hidupnya bertanggung jawab dan hidup kudus, karena Roh Kudus adalah Roh yang memberikan ketertiban dan Roh yang tidak mau di mana ia berada di situ tercemar dengan kenajisan. Itulah alasan tema ini sangat penting. —————- BAB 1 MANUSIA DAN HATI NURANI 1 “Roh Manusia adalah pelita Tuhan, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya.” Amsal 2027 Banyak orang ingin mengetahui hal-hal apakah yang ingin dibahas di dalam tema ini. Tema ini herndak membicarakan bagaimana kita dapat membedakan suara dari Tuhan, suara diri sendiri, atau suara Setan. Sebenarnya intinya adalah ketika manusia dicipta dengan hati nurani, bagaimana seharusnya ia hidup di dalam dunia ini, sehingga ia dapat memiliki pegangan dan arah yang menuju kepada kekekalan dengan bertanggung jawab. Roh Kudus, suara hati nurani dan Setan menyangkut tiga nama yang memiliki oknum yang betul-betul hidup. Roh Kudus adalah Oknum Ke-tiga dari Allah Tritunggal. Roh Kudus adalah Roh yang hidup dan yang menghidupkan. Roh Kudus adalah Roh pemberi hidup dan pemberi hidup kembali. Hidup yang pertama berasal dari Roh Kudus dan hidup baru pun berasal dari Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh yang kekal. Maka Ia diletakkan di posisi yang pertama dalam tema ini. Kita tidak boleh dan memang tidak mungkin menyetarakan Roh Kudus dengan hati nurani dan Setan. Di sini Roh Kudus mempunyai peranan yang penting dan yang paling penting, karena Dia adalah satu-satunya yang ber-Oknum dengan sifat ilahi. Oknum ini adalah Pencipta dan tidak dicipta. Hati nurani dan Setan adalah ciptaan. Hati nurani berada di dalam pribadi manusia, dan Setan juga adalah satu pribadi. Memang hati nurani bukan satu-satunya yang berada di dalam pribadi manusia. Pribadi manusia memiliki banyak aspek yang lain, namun hati nurani merupakan salah satu aspek yang berada di dalam diri manusia. Hati nurani bukan Allah dan tidak bersifat ilahi. Jika Roh Kudus adalah Pribadi, maka hati nurani berada di dalam pribadi. Hati nurani berada di dalam jiwa yang kekal, tetapi ia tidak bersifat dari kekal sampai kekal. Ia berawal ketika dicipta dan tidak pernah berhenti bereksistensi sampai pada kekekalan. Setan juga adalah pribadi yang dicipta. Ia adalah roh yang jatuh, yang gagal dan roh yang tidak taat kepada Tuhan. Maka terjadilah pencampakan yang dilakukan Allah terhadap Setan. Setan dibuang dari tempat kemuliaan yang terhormat, kepada status kehinaan dan penghukuman yang selama-lamanya tidak pernah dipulihkan oleh Tuhan. Jelas bahwa Setan tidak memiliki sifat ilahi, ia adalah ciptaan. Setan tidak serupa dengan Allah sebagai Pencipta, ia adalah ciptaan. Tetapi Allah bukan dari semula mencipta Setan sebagai Setan. Pada mulanya ia adalah makhluk rohani yang memiliki kekekalan mulai dari saat penciptaannya. Ia bersifat roh, maka tidak mempunyai titik henti atau titik akhir dari keberadaan Setan. Ia dicipta sebagai penghulu malaikat, tetapi yang kemudian tidak taat, sehingga statusnya diturunkan oleh Tuhan. Keadaan ini sangat berbeda dari keadaan manusia, yang pada awalnya dicipta oleh Tuhan, sehingga pada saat kita jatuh, berbeda dari kejatuhan Setan. Kejatuhan malaikat adalah kejatuhan tanpa adanya penggoda. Kejatuhan manusia ada penggodanya. Perbedaan ini merupakan perbedaan yang sangat besar. Di dalam pribadi kita sebagai pribadi yang dicipta sebagai peta dan teladan Allah, kita berkaitan dengan dunia rohani. Maka, pertama, itu memungkinkan adanya suara Tuhan yang kita ketahui, karena Allah telah mewahyukan firman-Nya di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kedua, kita juga mungkin mendengar suarta dari hati nurani kita sendiri, yang membentuk suatu dialog antara diri dengan diri. Ketiga, kita juga mungkin mendengar suara Iblis yang melawan Tuhan, yang menjadi penggoda manusia. Di satu aspek ia menentang Allah dan di aspek yang lain ia mau menjatuhkan manusia. I. KEUNIKAN MANUSIA Mengapa kita disebut manusia? Manusia disebut manusia, karena manusia berbeda dari segala makhluk yang lain. Tetapi dalam hal apakah manusia berbeda dari makhluk yang lain? Dari kemampuan mata, kita mungkin kalah dari anjing; dari kekuatan fisik, mungkin kita kalah dari gorila atau gajah. Kemampuan telinga kita kalah dari kucing atau tikus; penciuman kita kalah dibandingkan ikan Salmon. [Dengan penciuman yang sangat tajam, ikan Salmon mampu membedakan komposisi air laut yang hanya seperjuta persen bedanya. Hal itu yang menyebabkan ia dapat kembali dengan tepat ke danau atau kolam di mana dulu ia dilahirkan. Di tengah lautan Pasifik yang luas, ia dapat menemukan jalan kembali melalui sungai yang tepat di danau di tengah daratan di mana ia dulu dilahirkan.] Di tengah-tengah zaman Post-modernisme sekarang ini, kehebatan binatang seperti di atas banyak ditonjolkan. Seperti kemampuan anjing yang dapat pulang kembali ke rumah setelah berpisah beratus mil jauhnya, atau pun gejala-gejala binatang lainnya, untuk menghilangkan perbedaan unik antara manusia dengan binatang. Dengan cara itu teori-teori manusia tidak lagi terlihat hebat, karena binatang-binatang pun memiliki pikiran, analisis intelek dan bahasa yang tidak kita ketahui. Dengan demikian, iman Kekristenan akan digeser dari akarnya satu-persatu tanpa disadari. Banyak orang yang tidak mengerti tipuan ini, hanya melihatnya sebagai sesuatu yang lucu; padahal sebenarnya perbedaan antara manusia dan binatang sudah dilunturkan. Kalau perbedaan-perbedaan itu sudah lepas, manusia tidak lagi perlu beriman kepada Tuhan, karena semua sama. Tetapi manusia berbeda dari binatang! Meskipun secara fisiologis atau semua reaksi-reaksi fisiologikalnya mirip, binatang tetap berbeda dari manusia. Memang kalau binatang dapat sakit perut seperti manusia sakit perut, dan binatang ketika sakit dapat diberi obat manusia dengan dosis berbeda tentunya dan menjadi sembuh. Tetapi binatang adalah binatang dan manusia adalah manusia. Manusia bukan binatang, dan binatang bukanlah manusia. Apa yang membedakannya? Perbedaannya adalah adanya satu unsur yang berada di dalam diri manusia. Unsur ini memiliki banyak aspek, di mana tidak satu pun dari aspek-aspek tersebut yang terdapat di dalam binatang. Keunikan manusia ini harus dipelihara, karena jika kita tidak memelihara keunikan ini, kita sendiri yang menurunkan derajat diri kita seperti binatang, atau menaikkan binatang setara dengan kita, dan pada akhirnya kita telah menolak prinsip Alkitab tentang kehormatan dabn kemuliaan manusia. Mazmur 8 menegaskan, bahwa Allah telah menciptakan manusia dan memahkotai manusia itu dengan kemuliaan dan hormat. Manusia diberi kemuliaan dan hormat. Mengapa manusia diberi kemuliaan dan hormat? Apakah kemuliaan dan hormat itu? Sebenarnya semua ini menunjuk kepada apa yang dicantumkan di dalam Kejadian 126-27 “Manusia dicipta menurut peta dan teladan Allah.” Manusia mirip Allah, karena di dalam diri manusia ada unsur yang menjadikan kita mirip dengan Tuhan, sehingga di dalam kemiripan itu terjadilah aspek-aspek yang tidak terdapat pada binatang. Kita memang dicipta seperti Tuhan, namun seringkali dalam hidup kita sehari-hari kita tidak seperti Tuhan, tetapi seperti hantu. Kita seringkali membuat orang lain takut, hidup kita tidak menjadi berkat bagi orang lain. Seringkali kita mengutuk orang lain dan membuat dunia lebih kacau, lebih immoral dan lebih najis, dan lebih jauh dari Tuhan. Kalau hidup kita tidak seperti Tuhan, kita tidak mencapai target yang ditentukan oleh Tuhan. Inilah dosa hamartia – bahasa Yunani, yang berarti tidak mencapai sasaran. Ketika manusia tidak mencapai sasaran seperti yang Tuhan tetapkan, maka Tuhan menyebut dia sebagai orang berdosa. Kita berdosa, berarti kita tidak mencapai sasaran, tidak mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Tuhan. Jadi, bagaimana seharusnya manusia hidup? Manusia harus hidup bukan menurut standar yang ditentukan oleh ayah. Terkadang ayah atau ibu terlalu rendah standarnya. Karena Tuhan Allah lebih tinggi dan lebih mengerti standar manusia dibandingkan dengan ayah atau ibu, maka kita harus menemukan bagaimana kita harus hidup seturut kehendak Tuhan. Kita harus hidup sesuai dengan sasaran yang ditetapkan oleh Tuhan Allah bagi kita. Peta dan teladan itu membuat kita mirip dengan Tuhan, tetapi kita tidak mungkin mirip dengan Tuhan secara jasmaniah, karena Allah tidak bertubuh jasmani. Alkitab mengajar kita bahwa Allah adalah Roh. Kemiripan kita dengan Pencipta kita harus dimengerti dari unsur rohaniah. Maka kita secara rohani harus menurut peta dan teladan Allah. Kita harus secara spiritual seperti Allah. Maka, jika manusia tidak memiliki unsur rohani, tidak mungkin manusia dapat mirip Allah yang adalah Roh. Itu sebabnya, manusia dicipta sebagai makhluk yang bersifat rohaniah, yang berbeda dari makhluk-makhluk lainnnya. Ada orang yang mengatakan, bahwa bukankah manusia memiliki jiwa, dan jiwa itu bersifat rohani? Benar! Lalu binatang-binatang juga memiliki jiwa dan jiwa mereka juga bersifat rohani. Betul. Tetapi jiwa mereka tidak memiliki unsur peta dan teladan Allah, sehingga jiwa mereka tidak mungkin mirip dengan Tuhan Allah. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kemungkinan mirip dengan Tuhan Allah. Jika kita dapat menemukan kunci pengertian ini, kita akan menjadi menusia yang indah, tetapi jika tidak menemukannya, kita dapat menjadi lebih celaka dari binatang. Seorang sastrawan yang bertemu dengan saya di Amerika Serikat baru-baru ini, mengatakan bahwa jikalau manusia tidak mencapai apa yang harus ia capai, kemudian dihina orang dengan perkataan, “Ih, jahat sekali orang itu, hidup seperti binatang.” Kalimat itu dianggap tidak adil. Lalu saya bertanya kepada dia, mengapa ia menganggap itu tidak adil. Dia memberi penjelasan yang sangat mengejutkan saya. Ia mengatakan “Janganlah menghina binatang. Binatang tidak buas seperti yang kita pikirkan. Kalau seseorang membantai orang, ia melakukan itu karena membalas dendam dengan alasan yang tidak memadai. Demikian juga sama halnya dengan orang yang suka menyedot uang orang lain tidak habis-habisnya untuk memperkaya diri sendiri. Itu kurang ajar sekali. Binatang tidak demikian. Binatang yang makan kenyang, tidak akan mengganggu lagi dan tidak serakah. Ia hanya mau mengisi sifat jasmaniahnya saja, tidak lebih dari itu. Maka kalau memaki orang dengan mengatakan buasnya seperti binatang, kalimat itu bersifat tidak adil terhadap binatang. Karena binatang tidak sebuas itu.” Ketika manusia kehilangan sifat kemanusiaannya manship, ia bukan seperti binatang, tetapi non-manusia. Pada saat manusia menjadi bukan manusia, ia mungkin akan jauh lebih jahat dari binatang, karena bagaimana pun galaknya, binatang tidak memiliki pikiran yang lebih pandai dari manusia. Maka ketika kepiting menggigit, ia tidak memiliki strategi untuk mengorganisir satu serangan, dengan berbagai tipuan yang licik, strategi-strategi yang jahat. Yang menjadikan manusia memiliki sifat kemanusiaan itu adalah aspek-aspek yang sangat banyak sebagai ekstensi dari unsur rohaniah, yang merupakan peta dan teladan Allah tersebut. Di dalamnya terdapat aspek-aspek seperti kekekalan, kebebasan, rasio, moral, kesadaran eksistensi diri, sifat relatif antara diri dengan diri, dll. Semua ini merupakan tema-tema yang sangat besar. Karena Allah adalah Tuhan, maka manusia juga diberi sifat kebebasan, bagaikan “tuhan kecil” di tengah-tengah ciptaan di dunia ini. Maka manusia memainkan peranan kealahan terhadap binatang dan alam semesta ini. Kita akan menjadi “allah” bagi anjing atau kucing kita. Kalau kita tidak ada, binatang itu menjadi “ateis”. Dengan kehadiran kita, ia menjadi ”teis”. Tetapi ia tidak dapat membedakan teis yang mana, karena ia tidak dapat melihat Allah yang rohani, yang tidak kelihatan. Ia hanya dapat melihat Allah yang kelihatan, yaitu diri kita. Maka kita menjadi penolong, juruselamat, pemberi hidup, pemelihara, ataupun pembunuh mati bagi anjing-anjing kita. Jadi bagi anjing kita, kita adalah allahnya. Tetapi celaka sekali kalau kalimat “aku tuhan” tidak dikatakan kepada anjing kita, tetapi dikatakan kepada Allah yang asli. Ini tindakan yang sangat kurang ajar. Tuhan yang asli mengatakan bahwa di luar Tuhan tidak ada Tuhan yang lain, dan ini menjadi hukum yang pertama dari Hukum Taurat. Hukum Pertama ini tidak mengizinkan kita membalikkan sifat yang mirip Tuhan ini menjadikan diri kita Tuhan. Mirip berarti bukan. Kalau sama bukan mirip. Manusia bukan Tuhan, hanya memiliki kemiripan dengan Tuhan. Kita memiliki kekekalan, karena Allah kekal; kita memiliki rasio karena Allah adalah kebenaran itu sendiri, dan kita memiliki moralitas karena Allah adalah kesucian itu sendiri; kita memiliki sifat hukum karena Allah adalah kebenaran-keadilan righteousness itu sendiri. Kita juga memiliki sifat relatif diri terhadap diri yang eksistensial, sehingga diri dapat menilai diri, diri dapat menghakimi diri, dan diri dapat mengkritik diri. Sifat seperti ini hanya ada pada manusia, tidak terdapat pada kucing. Bagaimana pun dilatih, tidak mungkin kucing akan memandang cermin, lalu menyisir rambutnya atau mengatur ulang agar kelihatan lebih “pas” menurutnya, karena dia tidak memiliki sifat eksistensi relatif diri terhadap diri ini. Sifat eksistensi relatif hanya dimiliki oleh manusia. Ketika seorang melihat cermin, sebenarnya ia tidak jujur. Ia bukan ingin melihat cermin, tetapi ingin melihat bayangan dirinya yang dipantulkan oleh cermin itu. Yang benar-benar mau melihat cermin hanyalah penjual cermin, karena ia ingin menjual cermin. Pada saat seseorang melihat cermin, tanpa sadar ia sedang berkaitan dengan satu teologi yang penting, yaitu sifat eksistensi relatif diri terhadap diri yang hanya dimiliki oleh manusia. Sifat ini merupakan dasar dimungkinkannya self-dialog. Amin. SUMBER Nama Buku Roh Kudus, Suara Hati Nurani, dan Setan Sub Judul Pendahuluan – Bab 1 Manusia dan Hati Nurani 1 Penulis Pdt. DR. Stephen Tong Penerbit Momentum, 2011 Halaman 1 – 15
Seolaholah, pemilik karunia ini memiliki hubungan langsung dengan Tuhan, yang setiap saat dapat mendengar suara-Nya, mengerti isi hati-Mya dan mampu menjadi jembatan orang itu dengan Tuhan. Itu sebabnya, orang yang memiliki karunia ini dituntut mengembangkan karakternya sedemikian rupa, sehingga melaluinya orang lain bisa dibangun, ditegur
71% found this document useful 7 votes14K views4 pagesDescriptionTugas Agama KatolikCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?71% found this document useful 7 votes14K views4 pagesApa Suara Hati ItuJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Sekaitandengan hal di atas, masih dalam suasana Ramadan, diharapkan puasa kita dalam bukan ini dapat menjadi filter diri dalam membersihkan hati. Hati yang bersih akan senantiasa dekat dengan kebaikan, dan terus menyehatkan jiwa. Demikian pula sebaliknya, hati yang kotor, tak terjaga akan menjadi beban jiwa sehingga menjadikan jiwa tidak sehat.
Individu tidak diciptakan misal manusia mesin. Ia juga tidak dicipta bagaikan binatang nan tidak mempunyai kebebasan adab. Makanya karena itu, kebebasan yang diberikan kepada manusia menjadi fondasi yang paling penting bikin mendasari kemungkinan kita bermoralitas. – Stephen Lurah Allah menciptakan langit dan bumi; binatang dan tumbuhan. Dan terbit seluruh ciptaanNya, Sang pencipta menciptakan Manusia seumpama wakilNya untuk mengelola marcapada ini. Dengan demikian, segala tindak dan keputusan manusia harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Namun dalam martabat keberdosaannya, manusia selalu mempunyai kecenderungan bagi berbuat dosa. Maka, disinilah peran hati dorongan hati. Hati nurani adalah duta Allah cak bagi menguasai sosok. Lever nurani bukanlah suatu pribadi baru dalam diri manusia, tapi hati insting ialah bagian dari pribadi sosok. Hal ini menjadikan manusia yang bisa mahluk nan mungkin mengadakan dialog dengan diri koteng. Memperingatkan dan menegur kita akan dosa. Tidak ada orang yang melakukan dosa tanpa sebelumnya mendapatkan sapa’ dari hati nurani. Hati Insting Lever sifat bawaan enggak banyak bersuara dalam aspek lain, semata-mata hati nurani secara khusus banyak timbrung campur internal aspek moral. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis lubuk hati mereka dan celaan hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling membidas atau silih membela Roma 215 Makin lanjut, Dalam surat rasul Paulus ke jemaat di Korintus ada tulis tentang “keberatan hati nurani”. Walau lagi manusia belum relasi mendengar mengenai 10 hukum taurat, mendengar Firman Halikuljabbar, orang tegar memiliki hati bagi melepaskan hal nan baik dan jahat, menyukat mana yang baik dan tak. Seorang yang membunuh, akan ada celaan dalam dirinya yang menuduh perbuatannya, membuatnya tidak tenang, gelisah. Tapi, semakin ia gelojoh melakukannya, semakin sira membiasakan dirinya menekan suara hati nuraninya, lama kelamaan suara itu tidak akan terdengar lagi. Bahkan tidak menutup prospek muncul suara-suara yang membenarkan tindakan kita. Dengan demikian, celaan hati nurani bukanlah suara yang bersusila mutlak. Keikhlasan kita dalam marcapada tidak menghindarkan kita terbit polusi hati hati kecil. Keadaan-situasi seperti peradaban, peraturan agama, rasam makhluk-insan disekitar kita pun boleh mencemari hati nurani kita. Jadi, siapakah nan dapat menolong dan membereskan kita? Kita berada ditengah-paruh kekeluargaan agama, tamadun, ras, adat istiadat, filsafat, lingkungan, opini umum dan kebiasaan penumpukan dosa kita tiap-tiap. Lever nurani setiap individu sudah dikotori dan dinajiskan. Puji Tuhan, Bibel menjanjikan sesuatu yang silam terdahulu. Betapa pentingnya talenta Kristus yang makanya Spirit yang kekal sudah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Sang pencipta perumpamaan persembahan yang lain bercacat, akan menyucikan hati sifat bawaan kita dari perbuatan-perbuatan yang batil supaya kita bisa beribadah kepada Tuhan yang hidup Yahudi 914 Suara Setan Hidup bak orang adalah hidup nan tidak bisa dipermainkan. Hidup seumpama manusia adaalh hidup di paruh-paruh Yang mahakuasa dan Setan. – Stephen Ngarai Kita tidak mengejapkan akan adanya oknum yang memberontak terhadap Tuhan, yaitu Setan. Pelecok satu cara setan menyatakan pemberontakannya ialah lampau orang, menggoda turunan untuk memberontak dengan tidak taat kepada FirmanNya. Godaan setan bukanlah sesuatu yang menakutkan dan berpenjaga, tapi juga sesuatu nan indah dan menghibur bagi tubuh kita. Bagaimanakah kita bisa mengenal celaan setan? Kritik setan dapat dilihat terbit bilang gejala 1. Mengacaukan kesahihan Membenarkan ramalan yang salah, menyalahkan ajaran yang benar 2. Membuat kita mencurigakan keabsahan Firman Allah 3. Memperhatikan Halikuljabbar 4. Merayu untuk berbuat dosa 5. Menuduh masa suntuk Suara setan menciptakan menjadikan kita tertuduh karena polah dosa kita, pengaduan yang mewujudkan kita semakin merenggang dari Yang mahakuasa sedangkan suara Sukma Kalis memperhatikan tapi kemudian membawa kita kepada pertobatan 6. Berusaha mengeraskan hati orang 7. Mengajar cak bagi tak mengakui dosa Suara setan secara keseluruhan mengakibatkan hidup kita akan semakin mirip dengan dia yang najis, tidak zakiah, jauh dari Tuhan, mengejek firman dan mencela, menghina, mengejek Kristus di papan kayu silang, serta menghindarkan diri berpangkal kekudusan Roh serempak dengan berani memakai nama Roh kudus. Roh Tahir Sifat suara Jibril seluruhnya berlawanan dengan sifat penting suara miring Setan. Ketika kita makmur di dalam prinsip ketaatan kepada firman Tuhan, Nasib Murni lebih-lebih berkarakter menenangkan, bukannya mengacaukan. Jibril akan memutlakkan yang mutlak dan merelatifkan nan relatif. Roh Steril memberikan kelebihan kepada kita untuk hidup taat dan bersyukur, meskipun kita hidup privat kesengsaraan. Semua yang disebut suara Roh Nirmala harus sesuai dan harmonis dengan prinsip-prinsip yang ada di seluruh Kitab Ceria. Ketika kita sudah ambruk ke internal dosa, tidak patuh kepada-Nya, Anda akan menerimakan teguran yang sangat keras, tetapi berbeda dengan Setan yang menghancurkan penyongsongan kita, Semangat Kalis akan membangkitkan pengharapan lakukan kita. Teguran Atma Kudus akan membawa kita kepada pertobatan dan lagi berdamai dengan Yang mahakuasa. Jibril juga akan menerangi diri kita lakukan senantiasa mengaram kelemahan diri kita sehingga kita enggak sekali lagi kesatria berdasar plong diri sendiri, saja bersandar plong Tuhan. Pembaharuan Lever Nurani Sreg alhasil kita melihat bahwa hati nurani yang kemungkus dibersikan dengan 3 kemustajaban. 1. Firman Halikuljabbar Firman Tuhan merupakan faktor yang pertama cak bagi membersikan kita dari dosa. Firman akan menghindarkan kita bersumber melakukan dosa Mazmur 1199; Taat kepada Firman menuntun kita kerjakan hidup suci 1 Petrus 122; Yohanes 1717 2. Pembawaan Kristus jikalau kita roh di dalam nur ekuivalen seperti mana Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan nan lain, dan bakat Yesus, Anak-Nya itu, membeningkan kita berpokok lega apa dosa. 1 Yoh 17 Peremajaan lever nurani itu dilakukan dengan membawa terang ke intern hati kita. Cuma persekutuan dengan terang itu enggak dimungkinkan jika Kristus tidak membereskan masalah dosa kita. Dengan demikian, bakat Kristus nan tertumpah itu juga yang ikut menyucikan hati nurani kita. 3. Gerakan Roh kudus Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya bikin mengakui mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Lugu juga kepada mereka setolok sebagai halnya kepada kita, dan Dia setinggi sekali bukan mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kis 158-9 Ketika kita sudah dibersikhan oleh iman, dengan darah Yesus dan maka dari itu Roh kudus, maka sekarang melalui firman kita dapat megnetahui beraneka rupa tipu daya Setan dan prinsip Roh kudus berkreasi. Kita jangan pernah berharap dapat hidup bagaikan sosok Kristen yang bebas berasal godaan suara Setan. Melewati darah Kristus kita bosor makan diingatkan akan pengorbanan-Nya dan melalui gerakan Rohulkudus, kita mendapatkan pencerahan yang baru dan itu membuat kita tak pula mau menyedihkan hati-Nya sehingga menjadikan diri kita hamba allah Kristen yang sungguh-alangkah dan kukuh meladeni Tuhan. Momen Setan sudah mengetahui bahwa anda sudah lalu dibuka topengnya dan kita telah mengetahui segala tipuannya, maka beliau sekarang akan mengetuk pintu pula untuk menggangu dan mengembalikan kita. Untuk itu, makin baik kita tidak menyingkapkan pintu dan tidak melawan beliau seorang diri. Bertambah baik kita berkata kepada Almalik, “Tuhan, sekarang Setan mengetuk mau menggangu saya, bertambah baik bukan saya nan menghadapinya. Saya mohon Tuhan yang menghadapi kamu.” Setan enggak pernah kabur sreg khalayak nan bersandar pada dirinya, karena diri cucu adam, betapapun kuatnya dia, hanya berpengalaman bilang puluh masa. Setan sudah berpengalaman ribuan tahun dan sudah mengecek berjuta-juta manusia. Itu sebabnya orang Serani yang sombong, yang bukan bersandar pada Tuhan, bukan bersandar pada Roh kudus, tetapi sekadar bersandar lega diri sendiri, karuan jatuh. Tapi, jikalau kita taat kepada Tuhan, bagaimanapun pun Sang pencipta lain akan memperlainkan kita. Anda akan memelihara kita. Disadur dari siasat Stephen Tong – Roh Putih, Suara Hati Sifat bawaan, Dan Setan.
Hatikena benar-benar tulus dan ikhlas, niatkan apa jua kerja kerana Allah dan dimulakan dengan basmalah di samping doa-doa lain. Sesungguhnya jin sangat susah mendekati orang yang ikhlas. Tegasnya, langkah keselamatan untuk melindungi diri dari gangguan jin dan syaitan ialah dengan beramal bersungguh-sungguh dengan setiap perintah
Jakarta - Sudah seberapa baik hubungan kita dengan Allah? Apa jangan-jangan saat ini hubungan kita dengan Allah SWT renggang? Melalui detik Kultum, Ustaz Hanan Attaki mengajak kita memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Bagaimana caranya memperbaiki hubungan dengan Allah SWT? Selengkapnya detik Kultum Ustaz Hanan Attaki bisa ditonton dalam video berikut ini [GambasVideo 20detik]Dalam tausyiahnya, Ustaz Hanan Attaki menjelaskan ciri-ciri hubungan dengan Allah yang renggang adalah ketika kita tidak khusyuk saat salat, jarang membaca Al Quran bahkan sampai lupa di mana menaruhnya. Atau mudahnya hati kita merasa sedih, galau dan putus harus memperbaiki hubungan dengan Allah SWT?"Nabi pernah mengatakan siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan dia dengan manusia," ujar ustaz pendiri gerakan Pemuda Hirah hanya itu, Ustaz Hanan Attaki menambahkan hubungan baik kita dengan Allah SWT juga bukan hanya akan jadi jaminan di dunia tapi juga di akhirat. Saat sudah di akhirat, kita tidak bisa bergantung kepada siapapun kecuali Allah SWT."Makanya coba kita renungkan kembali sudah sebaik apa hubungan kita dengan Allah," sarannya. eny/erd
Hubunganiman dengan ibadah adalah sejauh mana keimanan dapat mempengaruhi ibadah dan etika atau moral dan sebaliknya. Keimanan atau akidah adalah fondasi dari semua ajaran Islam, yaitu akidah, syariah dan akhlak. Seseorang yang telah beriman atau barakidah harus mengimplentasikan keimanannya dengan syariah yaitu beribadah kepada Allah dan
Apasajakah norma-norma yang selalu harus diikuti oleh suara hati? 1) seseorang tidak pernah boleh melakukan sesuatu yang jahat untuk mendapatkan hasil yang baik darinya, 2) Hukum emas mengatakan: ”Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat 7:12), 3) kasih selalu dimulai
Bagiku menjadi seorang gembala berarti: 1. Mengamati dengan cermat, menjaga dengan penuh perhatian; 2. selalu siap dan berjaga-jaga, siaga, dan sedia menghadapi bahaya yang datang; 3. menyelidiki, melihat ke depan, dan merencanakan.
Sepertiyang terfirmankan dalam Quran Surah An Nisa ayat 1: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu Yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan darinya Dia menciptakan jodohnya, dan mengembang-biakan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan; dan bertakwalah kepada Allah swt. yang dengan nama-Nya kamu saling bertanya, terutama
dengarkansuara hati apa yang terbaik maka ikutilah iya Selasa, 31 Maret 2009. cinta sejati. bila kita harus memilih soal hati dan tahap gaban btl tak? ish x juga la coz klu sy cpt boring mustahil juga hubungan tu mencecah tahun kan itu 1 jangka yg lama..yg pasti skrg prasaan pdnya da makin hilang mungkin
Suarahati atau hati nurani merupakan keputusan akal budi untuk menentukan hal yang baik dan buruk dari setiap tindakan. Kata “suara hati” berasal dari kata Latin conscientia yang berarti “mengeta h ui bersama” atau “mengeta h ui dengan”. Secara tradisional, suara hati dipahami dalam pengertian psikologis, yaitu “kesadaran”, dan dalam pengertian moral, yaitu
VFAKy. bg1smbj8wt.pages.dev/292bg1smbj8wt.pages.dev/500bg1smbj8wt.pages.dev/665bg1smbj8wt.pages.dev/351bg1smbj8wt.pages.dev/592bg1smbj8wt.pages.dev/133bg1smbj8wt.pages.dev/943bg1smbj8wt.pages.dev/291
apa hubungan suara hati dengan allah